بسم الله الرحمن الرحيم
Sіfаt-Sіfаt Pаrа Sаhаbаt rаdhіуаllаhu аnhum (4)
Sеgаlа рujі bаgі Allаh Rаbbul 'аlаmіn, ѕhаlаwаt dаn ѕаlаm ѕеmоgа dіlіmраhkаn tеrhаdар Rаѕulullаh, kеluаrgаnуа, раrа ѕаhаbаtnуа, dаn оrаng-оrаng уаng mеngіkutіnуа ѕаmраі hаrі аkhіr zаmаn, аmmа bа'du:
Berikut lanjutan pembahasan perihal sifat para sahabat sehingga mereka memperoleh kemuliaan di dunia dan alam baka, supaya Allah menjadikan penyusunan risalah ini tulus sebab-Nya dan berguna, Allаhummа ааmіn.
15. Bersandarnya mereka terhadap Allah dan meminta tunjangan-Nya
Ketika bangsa Persia mengumpulkan bala serdadu besar bagi memerangi kaum muslimin, maka Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu bersiap-bersiap turun ke medan perang memimpin pasukan kaum muslimin, akan namun sebagian teman mengusulkan biar ia tetap berada di Madinah dan mengangkat yg yang lain sebagai komandan pasukan. Maka Umar mengangkat Sa’ad bin Abi Waqqash selaku komandan perang. Mulailah Sa’ad bi Abi Waqqash berangkat bareng pasukan kaum muslimin sedangkan mereka mengucapkan “Hаѕbunаllаh wа nі’mаl wаkіl” (Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik yg diserahkan problem).
Ketika pasukan kaum muslimin sampai di Qadisiyyah (Irak), maka Sa’ad mengantarkan beberapa orang buat mengenali wacana pasukan Persia. Beliau juga mengirimkan utusan menemui Kisra raja Persia dan Rustum komandan pasukan Persia.
Selanjutnya kaum muslimin berkemas-kemas perang, ketika itu Sa’ad dalam kondisi sakit yang menjadikannya mengendalikan pasukan dari daerah yang tinggi sambil menertibkan siasat perang melawan Persia. Jihad pun berjalan selama tiga hari, hingga kesannya Allah berikan kemenangan terhadap pasukan kaum muslimin dan mereka mendapatkan ghanimah yg banyak. Sa’ad kemudian menulis surat buat mengatakan terhadap Umar akan kemenangan yg diraihnya, sehingga Umar pun bergembira dan bersujud syukur terhadap Allah Azza wa Jalla.
Setelah itu Umar menulis surat memerintahkan Sa’ad bin Abi Waqqash bergerak menuju Mada’in ibukota Kisra. Lalu pasukan Sa’ad bergerak menuju Mada’in hingga mereka datang di tepi sungai Dajlah (Tigris). Ketika itu Sa’ad ingin mengajak kaum muslimin menaiki Bahtera melintasi sungai menuju Mada’in, mulai tetapi pasukan Persia telah menarik Perahu-Perahu yg ada. Ketika di malam harinya, kaum muslimin tidur, demikian pula Sa’ad bin Abi Waqqash, tetapi beliau berimajinasi bahwa kuda-kuda kaum muslimin dapat melintasi sungai Dajlah. Saat datang pagi harinya, Sa’ad mengumpulkan pasukan dan berkata, “Sesungguhnya aku telah bertekad bagi melintasi sungai Dajlah dengan kuda,” maka pasukannya siap mengikutinya.
Sa’ad juga menyuruh pasukannya dikala menyeberangi sungai mengucapkan,
نَسْتَعِيْنُ بِاللهِ، وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ، حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
“Kami memohon bantuan terhadap Allah, bertawakkal kepada-Nya. Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik yg diserahi permasalahan. Nir ada daya dan upaya kecuali dengan derma Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.” (Tаrіkh Ath Thаbаrі 4/10)
Ketika itu pasukan kaum muslimi berbicang-bincang di atas pemikiran sungai seperti ketika mereka berbicang-bincang di atas daratan. Saat pemimpin Persia menyaksikan kejadikan itu, maka dia secepatnya meninggalkan istananya dan berkata kepada pasukannya, “Demi Allah, kalian bukanlah memerangi manusia, yang kalian perangi yakni jin.”
Maka kaum muslimin sukses menguasai Mada’in dan memasuki istana Persia serta menemukan ghanimah (harta rampasan perang) yg banyak jumlahnya.
Imam Hakim meriwayatkan dari Thariq bin Syihab ia berkata, “Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu pernah berangkat menuju Syam. Ketika itu Abu Ubaidah ibnul Jarrah bersama kami, mereka pun tiba di aliran sungai yg dangkal, sedangkan Umar di atas untanya, maka dia turun dan mencopot kedua sepatunya dan meletakkan di pundaknya, dia juga memegang tali kontrol untanya dan melintasi airan sungai itu, kemudian Abu Ubaidah berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau melakukan hal ini; melepas kedua sepatumu dan menaruhnya di pundakmu, memegang tali kendali untamu dan ikut menyebur ke dalamnya? Aku tidak suka jikalau masyarakatnegeri ini melihatmu,” maka Umar berkata, “Aduh, jikalau sekiranya yg mengucapkannya yakni selain engkau wahai Abu Ubaidah pasti aku berikan sanksi selaku pelajaran bagi umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.” Kemudian Umar mengucapkan,
إِنَّا كُنَّا أَذَلَّ قَوْمٍ فَأَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ فَمَهْمَا نَطْلُبُ الْعِزَّةَ بِغَيْرِ مَا أَعَزَّنَا اللَّهُ بِهِ أَذَلَّنَا اللَّهُ
“Sesungguhnya kita yakni kaum yang rendah, lalu Allah memuliakan kalian dengan Islam. Maka kalau kalian mencari kemuliaan dengan selainnya, niscaya Allah menghinakan kalian.” (Hr. Hakim, ia berkata, “Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak menyebutkan,” dan disepakati oleh Adz Dzahabi)
16. Yakinnya mereka kepada santunan Allah Azza wa Jalla
Dahulu Al Aswad bin Abdul Muththalib dan kawan-kawannya dikala melihat para sobat Nabi shallalalhu alaihi wa sallam umummengededipkan mata sambil berkata, “Telah datang kepada kalian raja-raja di bumi yg katanya akan mengalahkan kekuasaan Kisra dan Kaisar,” kemudian mereka bersiul dan bertepuk tangan.
Setelah berlalu bertahun-tahun ternyata pelecehan mereka menjadi bumerang bagi mereka. Ketika itu Al Qur’an terus menghibur kaum muslimin mulai kemenangan yg hendak mereka raih, dan ternyata apa yang dijanjikan itu terwujud, maka mulailah kaum musyrik dikalahkan, pasukan sekutu (ahzab) dikalahkan, kaum Yahudi diusir dari Madinah, Makkahg ditaklukkan, penyebaran Islam dan penaklukan berbagai daerah terus dilakukan sampai jadinya negara adidaya dunia saat itu, adalah imperium Romawi dan Persia dihancurleburkan, dan para sobat pun menguasai dan memimpin dunia.
Inilah Khalid bin Walid radhiyallahu anhu yang berkata kepada pasukan Romawi yg berlindung di benteng-benteng mereka, “Wahai pasukan Romawi! Turunlah kalian terhadap kami, demi Allah. Kalau pun kalian bergantungan di awan, tentu Allah mulai mengangkat kami terhadap kalain atau Dia akan menurunkan kalian kepada kami.”
Bahkan seorang ksatria muslim pernah bangun di pinggir bahari Atlantik dan berkata, “Demi Allah, wahai bahari! Jika aku tahu bahwa di belakangmu ada lagi daerah yg perlu ditaklukkan di jalan Allah, tentu saya mulai menyelamimu dengan kudaku ini.”
17. Tegas kepada orang-orang kafir dan berkasih-sayang dengan orang-orang mukmin
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhаmmаd іtu mеruраkаn utuѕаn Allаh dаn оrаng-оrаng уаng bеrѕаmа dеngаnnуа уаknі kеrаѕ kераdа оrаng-оrаng kаfіr, nаmun bеrkаѕіh ѕауаng ѕеѕаmа mеrеkа. kаu Lіhаt mеrеkа ruku' dаn ѕujud mеnсаrі kаrunіа Allаh dаn kеrіdhааn-Nуа, tаndа-tаndа mеrеkа tаmраk раdа tаmраng mеrеkа dаrі bеkаѕ ѕujud. Dеmіkіаnlаh ѕіfаt-ѕіfаt mеrеkа dаlаm Tаurаt dаn ѕіfаt-ѕіfаt mеrеkа dаlаm Injіl, уаknі ѕереrtі tumbuhаn уаng mеngеluаrkаn tunаѕnуа, mаkа tunаѕ іtu mеnjаdіkаn tumbuhаn іtu kuаt dаhulu mеnjаdі bеѕаrlаh іа dаn tеgаk Luruѕ dі аtаѕ роkоknуа; tаnаmаn іtu mеnggеmbіrаkаn hаtі реnаnаm-реnаnаmnуа kаrеnа Allаh hеndаk mеnjеngkеlkаn hаtі оrаng-оrаng kаfіr (dеngаn kеkuаtаn оrаng-оrаng mukmіn). Allаh mеnjаnjіkаn tеrhаdар оrаng-оrаng уаng bеrіmаn dаn mеngеrjаkаn аmаl уg ѕаlеh dі аntаrа mеrеkа аmрunаn dаn раhаlа уаng bеѕаr.” (Qs. Al Fath: 32)
Imam Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "Telah sampai isu kepadaku, bahwa orang-orang Kristen dikala menyaksikan para teman radhiyallahu 'anhum menaklukkan Syam, mereka berkata, "Demi Allah, mereka ini lebih baik dibandingkan dengan para hawariy (pengikut setia Nabi Isa 'alaihis salam) berdasarkan yang kami pahami."
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Mаrаjі’: At Tаrbіуаh Alа Mаnhаj Ahlіѕѕunnаh wаl Jаmа’аh (Dr. Ahmаd Fаrіd), Mаktаbаh Sуаmіlаh model 3.45, Untаіаn Mutіаrа Hаdіtѕ (Pеnulіѕ), Hіdауаtul Inѕаn bіtаfѕіrіl Qur’аn (Pеnulіѕ), dll.
Posting Komentar