بسم الله الرحمن الرحيم
Tеrjеmаh Umdаtul Ahkаm (26)
Sеgаlа рujі bаgі Allаh Rаbbul 'аlаmіn, ѕhаlаwаt dаn ѕаlаm аgаr tеrlіmраh tеrhаdар Rаѕulullаh, kеluаrgаnуа, раrа ѕаhаbаtnуа, dаn оrаng-оrаng уаng mеngіkutіnуа ѕаmраі hаrі Kіаmаt, аmmа bа'du:
Berikut lanjutan tеrjеmаh Umdаtul Ahkаm karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rаhіmаhullаh. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini nrimo sebab-Nya dan bermanfaat, Allаhummа ааmіn.
Bab Riba dan Sharf (Penukaran emas dengan perak atau sebaliknya)
280 - عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((الذَّهَبُ بِالْوَرِقِ رِبًا , إلاَّ هَاءَ وَهَاءَ، وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ رِباً , إلاَّ هَاءَ وَهَاءَ. وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِباً , إلاَّ هَاءَ وَهَاءَ)) .
280. Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Emas ditukar dengan perak itu jatuh ke dalam riba kecuali serah terima eksklusif, gandum dengan gandum juga jatuh ke dalam riba kecuali serah terima langsung, demikian pula masakan pokok sya’ir dengan sya’ir jatuh ke dalam riba kecuali serah terima langsung.”
281 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ - رضي الله عنه - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((لا تَبِيعُوا الذَّهَبَ بِالذَّهَبِ إلاَّ مِثْلاً بِمِثْلٍ. وَلا تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ. وَلا تَبِيعُوا الْوَرِقَ بِالْوَرِقِ إلاَّ مِثْلاًّ بِمِثْلٍ. وَلا تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ. وَلا تَبِيعُوا مِنْهَا غَائِباً بِنَاجِزٍ)). وَفِي لَفْظٍ ((إلاَّ يَداً بِيَدٍ)) . وَفِي لَفْظٍ ((إلاَّ وَزْناً بِوَزْنٍ , مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ)) .
281. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah menjual emas dengan emas kecuali seimbang, dan jangan kalian lebihkan sebagiannya di atas yg lain. Janganlah memasarkan perak dengan perak kecuali sinonim, dan jangan kalian lebihkan sebagiannya di atas yang yang lain, dan janganlah menjual barang yg hadir dengan barang yg ditangguhkan.” Dalam suatu lafaz disebutkan, “Kecuali eksklusif serah terima.” Dalam lafaz lain disebutkan, “Kecuali harus seimbang dan sama.”
282 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: ((جَاءَ بِلالٌ إلَى رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِتَمْرٍ بَرْنِيِّ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم -: مِنْ أَيْنَ لَكَ هَذَا؟ قَالَ بِلالٌ: كَانَ عِنْدَنَا تَمْرٌ رَدِيءٌ , فَبِعْتُ مِنْهُ صَاعَيْنِ بِصَاعٍ لِيَطْعَمَ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم -. فَقَالَ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - عِنْدَ ذَلِكَ: أَوَّهْ , أَوَّهْ , عَيْنُ الرِّبَا , عَيْنُ الرِّبَا , لا تَفْعَلْ. وَلَكِنْ إذَا أَرَدْتَ أَنْ تَشْتَرِيَ فَبِعْ التَّمْرَ بِبَيْعٍ آخَرَ. ثُمَّ اشْتَرِ بِهِ)) .
282. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu beliau berkata, “Bilal pernah datang terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan menenteng kurma Barni (jenis yang bagus), dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Dari mana engkau peroleh kurma ini?” Bilal menjawab, “Kami punya kurma yang jelek, kemudian aku jual beberapa sha’ kurma kurang yang jelek itu dengan sesuatu sha’ kurma yg manis semoga dimakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Aduh. Aduh! Inilah riba yg sebetulnya. Inilah riba yg sebenarnya. Jika engkau hendak membeli kurma yg elok, maka juallah kurma sebelumnya dengan bayaran yang lain (selain kurma), lalu engkau beli kurma (yg bagus) itu dengannya (selain kurma).”
283 - عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ قَالَ: ((سَأَلْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ وَزَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ , عَنْ الصَّرْفِ؟ فَكُلُّ وَاحِدٍ يَقُولُ: هَذَا خَيْرٌ مِنِّي. وَكِلاهُمَا يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَنْ بَيْعِ الذَّهَبِ بِالْوَرِقِ دَيْناً)) .
283. Dari Abul Minhal beliau berkata, “Aku pernah bertanya terhadap Al Barra bin Azib dan Zaid bin Arqam perihal sharf (penukaran emas dengan perak atau sebaliknya), maka masing-masing mereka menyatakan, “Dia lebih baik dariku,” (memerintahkan lainnya menjawab) dan kedua-duanya mengatakan, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang menjual emas dengan perak dengan cara utang.”
284 - عَنْ أَبِي بَكْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: ((نَهَى رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَنْ الْفِضَّةِ بِالْفِضَّةِ , وَالذَّهَبِ بِالذَّهَبِ , إلاَّ سَوَاءً بِسَوَاءٍ , وَأَمَرَنَا: أَنْ نَشْتَرِيَ الْفِضَّةَ بِالذَّهَبِ , كَيْفَ شِئْنَا. وَنَشْتَرِيَ الذَّهَبَ بِالْفِضَّةِ كَيْفَ شِئْنَا. قَالَ: فَسَأَلَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: يَدًا بِيَدٍ؟ فَقَالَ: هَكَذَا سَمِعْتُ)) .
284. Dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang memasarkan perak dengan perak dan emas dengan emas kecuali sama. Beliau menyuruh kami membeli perak dengan emas sesuai yg kami inginkan atau emas dengan perak sesuai yang kami harapkan,” kemudian ada seorang yang mengajukan pertanyaan, “Apakah secara langsung (serah-terima)?” Ia Menjawab, “(Ya) Demikianlah yang saya dengar.”
Bab Rahn (gadai) dan lainnya
285 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها ((أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - اشْتَرَى مِنْ يَهُودِيٍّ طَعَاماً , وَرَهَنَهُ دِرْعاً مِنْ حَدِيدٍ)) .
285. Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah membeli kuliner dari orang Yahudi dan menggadaikan kepadanya baju besinya.
286 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ. فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيءٍ فَلْيَتْبَعْ)) .
286. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Penundaan pembayaran orang yg mampu adalah kezaliman. Jika piutangmu dipindahkan kepada orang yg bisa, maka terimalah.”
287 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَوْ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ -: ((مَنْ أَدْرَكَ مَالَهُ بِعَيْنِهِ عِنْدَ رَجُلٍ - أَوْ إنْسَانٍ - قَدْ أَفْلَسَ فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ مِنْ غَيْرِهِ)) .
287. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, –atau Abu Hurairah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,- “Barang siapa yang menemukan hartanya ada pada orang yang lain atau pada seseorang yg sudah melarat, maka beliau lebih berhak ketimbang lainnya.”
288 - عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنهما قَالَ ((جَعَلَ - وَفِي لَفْظٍ: ((قَضَى النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - بِالشُّفْعَةِ فِي كُلِّ مَا لَمْ يُقْسَمْ. فَإِذَا وَقَعَتِ الْحُدُودُ , وَصُرِّفَتِ الطُّرُقُ: فَلا شُفْعَةَ)) .
287. Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma beliau berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyebabkan atau memutuskan syuf’ah (keberhakan sekutu ketimbang yg yang lain untuk berbelanja) pada sesuatu yg belum dibagi. Jika sudah diputuskan batasnya dan dikontrol/dipisah jalan-jalannya, maka tidak ada syuf’ah.”
289 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: ((قَدْ أَصَابَ عُمَرُ أَرْضاً بِخَيْبَرَ. فَأَتَى النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - يَسْتَأْمِرُهُ فِيهَا. فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , إنِّي أَصَبْتُ أَرْضاً بِخَيْبَرَ , لَمْ أُصِبْ مَالاً قَطُّ هُوَ أَنْفَسُ عِنْدِي مِنْهُ , فَمَا تَأْمُرُنِي بِهِ؟ فَقَالَ: إنْ شِئْتَ حَبَسْتَ أَصْلَهَا , وَتَصَدَّقْتَ بِهَا. قَالَ: فَتَصَدَّقَ بِهَا. غَيْرَ أَنَّهُ لا يُبَاعُ أَصْلُهَا , وَلا يُوهَبُ , وَلا يُورَثُ. قَالَ: فَتَصَدَّقَ عُمَرُ فِي الْفُقَرَاءِ , وَفِي الْقُرْبَى , وَفِي الرِّقَابِ , وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ , وَابْنِ السَّبِيلِ , وَالضَّيْفِ. لا جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا: أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ , أَوْ يُطْعِمَ صَدِيقاً , غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ فِيهِ)) . وَفِي لَفْظٍ: ((غَيْرَ مُتَأَثِّلٍ)) .
289. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma ia berkata, “Umar menerima tanah di Khaibar, kemudian beliau mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam meminta persepsi Beliau terhadapnya, maka Umar berkata, “Wahai Rasulullah, aku mendapatkan tanah di Khaibar yg sebelumnya tidak pernah kudapatkan harta yang lebih berharga daripada itu, maka apa nasehat engkau terhadapnya?” Beliau bersabda, “Jika engkau mau, engkau tahan asalnya (tanah itu) dan engkau berzakat dengannya,” maka Umar berzakat dengannya, dan tanah itu tidak dijual-belikan asalnya, tidak dihibahkan, dan tidak diwarisi,” dahulu Umar menyedekahkannya terhadap kaum fakir, saudara, buat membantu memerdekakan budak, fi sabilillah, ibnussabil (musafir yg kekurangan bekal), dan tamu, dan tidak mengapa bagi pengurusnya buat mengkonsumsi daripadanya secara wajar atau memperlihatkan masakan kepada temannya tetapi dengan tidak menyimpan selaku miliknya.” Dalam suatu lafaz disebutkan, “Tidak mengumpulkan harta (memperkaya diri).”
290 - عَنْ عُمَرَ- رضي الله عنه - قَالَ: ((حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ , فَأَضَاعَهُ الَّذِي كَانَ عِنْدَهُ , فَأَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِيَهُ , فَظَنَنْتُ أَنَّهُ يَبِيعُهُ بِرُخْصٍ. فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم -؟ فَقَالَ: لا تَشْتَرِهِ. وَلا تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ , وَإِنْ أَعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ. فَإِنَّ الْعَائِدَ فِي هِبَتِهِ كَالْعَائِدِ فِي قَيْئِهِ)) .
290. Dari Umar radhiyallahu anhu beliau berkata, “Aku pernah menyedekahkan seekor kuda di jalan Allah kepada seorang pejuang, kemudian orang itu menyia-nyiakannya, maka saya ingin membelinya, dan saya menerka ia akan menjualnya dengan harga yang murah, maka aku bertanya terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam ihwal hal itu, Beliau pun menjawab, “Jangan kau beli, dan jangan tarik lagi sedekahmu meskipun ia menghargainya hanya satu dirham, alasannya adalah orang yang menarik kembali sedekahnya seperti orang yang menelan kembali muntahnya.”
291 - وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "الْعَائِدُ فِي هِبَتِهِ، كَالْعَائِدِ فِيى قَيْئِهِ". وَفِي لَفْظٍ: "فَإِنَّ الَّذِى يَعُوْدُ فِي صَدَقَتِهِ كَالْكَلْبِ [يَقِئُ ثُمَّ] يَعُوْدُ فِي قَيْئِهِ".
291. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menawan kembali hibah(pemberian)nya yakni seperti orang yang menelan kembali muntahnya.” Dalam suatu lafaz disebutkan, “Sesungguhnya orang yg menawan kembali sedekahnya seperti anjing yg muntah kemudian menelan kembali muntahnya.”
Kontiniu…
Wаllаhu а’lаm wа ѕhаllаllаhu ‘аlаа Nаbіууіnаа Muhаmmаd wа аlаа ааlіhі wа ѕhаhbіhі wа ѕаllаm
Penerjemah:
Mаrwаn bіn Muѕа
Posting Komentar