بسم الله الرحمن الرحيم
Tеrjеmаh Umdаtul Ahkаm (29)
Sеgаlа рujі buаt Allаh Rаbbul 'аlаmіn, ѕhаlаwаt dаn ѕаlаm аgаr tеrlіmраh tеrhаdар Rаѕulullаh, kеluаrgаnуа, раrа ѕаhаbаtnуа, dаn оrаng-оrаng уg mеngіkutіnуа ѕаmраі hаrі Kіаmаt, аmmа bа'du:
Berikut lanjutan tеrjеmаh Umdаtul Ahkаm karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rаhіmаhullаh. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini ikhlas sebab-Nya dan bermanfaat, Allаhummа ааmіn.
KITAB NIKAH
310 - عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ بِنْتِ أَبِي سُفْيَانَ رضي الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ: ((يَا رَسُولَ اللَّهِ , انْكِحْ أُخْتِي ابْنَةَ أَبِي سُفْيَانَ قَالَ: أَوَتُحِبِّينَ ذَلِكَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ , لَسْتُ لَكَ بِمُخْلِيَةٍ , وَأَحَبُّ مَنْ شَارَكَنِي فِي خَيْرٍ أُخْتِي: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: إنَّ ذَلِكَ لا يَحِلُّ لِي. قَالَتْ: إنَّا نُحَدَّثُ أَنَّك تُرِيدُ أَنْ تَنْكِحَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ: بِنْتَ أُمِّ سَلَمَةَ؟ قَالَتْ: قُلْت: نَعَمْ , قَالَ: إنَّهَا لَوْ لَمْ تَكُنْ رَبِيبَتِي فِي حَجْرِي , مَا حَلَّتْ لِي إنَّهَا لابْنَةُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ , أَرْضَعَتْنِي وَأَبَا سَلَمَةَ ثُوَيْبَةُ فَلا تَعْرِضْنَ عَلِيَّ بَنَاتِكُنَّ وَلا أَخَوَاتِكُنَّ. قَالَ عُرْوَةُ وَثُوَيْبَةُ: مَوْلاةٌ لأَبِي لَهَبٍ أَعْتَقَهَا , فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ رَآهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ فَقَالَ لَهُ: مَاذَا لَقِيتَ؟ قَالَ أَبُو لَهَبٍ: لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ خَيْراً , غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ)) .
310. Dari Ummu Habibah binti Abi Sufyan radhiyallahu anha dia berkata, “Wahai Rasulullah, nikahilah saudariku putri Abu Sufyan,” Beliau bersabda, “Apakah engkau menghendaki hal itu?” Ia menjawab, “Ya. Aku tidak ingin kebaikan hanya diperoleh diriku, dan aku ingin saudariku memperoleh kebaikanmu.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hal itu tidak halal bagiku.” Aku berkata lagi, “Sesungguhnya kami pernah berbincang-bincang dan menerima kabar bahwa engkau ingin menikahi putri Abu Salamah.” Beliau bersabda, “Putri Abu Salamah?” Aku menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya jika beliau bukan anak tiri dalam asuhanku. Ia juga tidak halal bagiku, beliau yaitu putri saudaraku sepersusuan. Tsuwaibah telah menyusukanku dan menyusukan Abu Salamah, maka janganlah memberikan kepadaku putri-putrimu dan saudari-saudarimu.” Urwah berkata, “Tsuwaibah merupakan budak yang dimerdekakan Abu Lahab, dialah yang menyusukan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.” Ketika Abu Lahab meninggal dunia, sebagian keluarganya berkhayal melihatnya dalam keadaan yang memprihatinkan, ia ditanya, “Apa yg engkau peroleh?” Abu Lahab berkata, “Setelah kalian, aku tidak mendapatkan lezat pun selain diberi minum karena membebaskan Tsuwaibah.”
311 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((لا يُجْمَعُ بَيْنَ الْمَرْأَةِ وَعَمَّتِهَا , وَلا بَيْنَ الْمَرْأَةِ وَخَالَتِهَا)) .
311. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh dimadu antara seorang perempuan dengan bibinya dari pihak ayah, dan antara seorang wanita dengan bibinya dari pihak ibu.”
312 - عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((إنَّ أَحَقَّ الشُّرُوطِ أَنْ تُوفُوا بِهِ: مَا اسْتَحْلَلْتُمْ بِهِ الْفُرُوجَ)) .
312. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya syarat yang lebih berhak kalian penuhi ialah syarat yang dengannya farji dihalalkan (menikah).”
313 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما: ((أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - نَهَى عَنْ الشِّغَارِ)) . وَالشِّغَارُ: أَنْ يُزَوِّجَ الرَّجُلُ ابْنَتَهُ عَلَى أَنْ يُزَوِّجَهُ ابْنَتَهُ , وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا الصَّدَاقُ.
313. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang nikah syighar.
Syighar adalah seseorang menikahkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang yang lain itu menikahkan putrinya kepadanya, dan antara keduanya tidak ada mahar.
314 - عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ - رضي الله عنه -: ((أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - نَهَى عَنْ نِكَاحِ الْمُتْعَةِ يَوْمَ خَيْبَرَ , وَعَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الأَهْلِيَّةِ))
314. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang nikah mut’ah pada perang Khaibar, dan melarang memakan keledai negeri.
Nikah Mut’ah adalah seseorang menikahi wanita sampai waktu yang ditentukan.
315 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه -: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((لا تُنْكَحُ الأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ , وَلا تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ , فَكَيْفَ إذْنُهَا قَالَ: أَنْ تَسْكُتَ)) .
315. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janda tidaklah dinikahkan sampai diajak berembuk, dan gadis tidaklah dinikahkah hingga diminta izinnya.” Para sobat mengajukan pertanyaan, “Wahai Rasulullah, bagaimana izinnya?” Beliau bersabda, “Ketika beliau membisu.”
316 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: ((جَاءَتْ امْرَأَةُ رِفَاعَةَ الْقُرَظِيِّ إلَى النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَتْ: كُنْتُ عِنْدَ رِفَاعَةَ الْقُرَظِيِّ فَطَلَّقَنِي فَبَتَّ طَلاقِي. فَتَزَوَّجْتُ بَعْدَهُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ الزُّبَيْرِ وَإِنَّمَا مَعَهُ مِثْلُ هُدْبَةِ الثَّوْبِ. فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - وَقَالَ: أَتُرِيدِينَ أَنْ تَرْجِعِي إلَى رِفَاعَةَ؟ لا , حَتَّى تَذُوقِي عُسَيْلَتَهُ , وَيَذُوقَ عُسَيْلَتَكِ , قَالَتْ: وَأَبُو بَكْرٍ عِنْدَهُ , وَخَالِدُ بْنُ سَعِيدٍ بِالْبَابِ يَنْتَظِرُ أَنْ يُؤْذَنَ لَهُ , فَنَادَى أَبَا بَكْرٍ: أَلا تَسْمَعُ إلَى هَذِهِ: مَا تَجْهَرُ بِهِ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -)) .
316. Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, “Istri Rifa’ah Al Qurazhiy pernah tiba kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berkata, “Sebelumnya saya ialah istri Rifa’ah Al Qurazhiy, kemudian dia mentalakku dengan talak tiga, dahulu saya menikah dengan Abdurrahman bin Az Zubair, tetapi keadaannya mirip ujung kain (tidak bersyahwat),” maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersenyum dan bersabda, “Sepertinya engkau ingin kembali kepada Rifa’ah? Tidak boleh, hingga engkau merasakan madu Abdurrahman dan beliau merasakan madumu.” Ketika itu Abu Bakar ada di sampingnya, sedangkan Khalid bin Sa’id di pintu menanti diizinkan masuk.” Maka Ia memanggil Abu Bakar dan berkata, “Tidakkah engkau dengar ucapannya (dan mengingkarinya), ialah ucapan kerasnya di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?!”
317 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه - قَالَ: ((مِنْ السُّنَّةِ إذَا تَزَوَّجَ الْبِكْرَ عَلَى الثَّيِّبِ: أَقَامَ عِنْدَهَا سَبْعاً ثُمَّ قَسَمَ. وَإِذَا تَزَوَّجَ الثَّيِّبَ: أَقَامَ عِنْدَهَا ثَلاثاً ثُمَّ قَسَمَ)) . قَالَ أَبُو قِلابَةَ: وَلَوْ شِئْتُ لَقُلْتُ: إنَّ أَنَساً رَفَعَهُ إلَى النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم -)) .
317. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau berkata, “Termasuk Sunnah yakni saat menikahi gadis, ia berdomisili di tempatnya tujuh hari, kemudian dia membagi hari-harinya (secara adil), dan jika menikahi janda, ia bermukim di tempatnya tiga hari kemudian dia membagi hari-harinya.”
Abu Qilabah berkata, “Kalau aku mau, tentu aku katakan, bahwa Anas menyandarkannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam (dari Beliau).”
318 - عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - ((لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ: إذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ , وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ إنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ , لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ أَبَداً)) .
318. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kalau sekiranya salah seorang di antara kamu dikala mendatangi istrinya mengucapkan, “Bіѕmіllаh…dst. Sampai mаа rаzаԛtаnа,” (artinya: dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari rezeki yg Engkau karuniakan kepada kami,” sebab seandainya ditakdirkan mendapatkan anak, maka setan tidak dapat membahayakannya.”
319 - عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ - رضي الله عنه - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((إيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الأَنْصَارِ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , أَرَأَيْتَ الْحَمْوَ؟ قَالَ: الْحَمْوُ الْمَوْتُ)) .
ولِمُسْلِمٍ: عنْ أَبي الطَّاهِرِ عنِ ابنِ وَهْبٍ قالَ: " سَمِعْتُ اللَّيثَ يقولُ: الحَمْوُ: أَخو الزَّوْجِ ومَاأَشْبَهَهُ منْ أَقاربِ الزَّوْجِ، ابنِ عَمٍّ ونَحْوِهِ.
319. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian masuk ke tempat perempuan!” Lalu salah seorang Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan ipar?” Beliau bersabda, “Ipar itu akhir hayat (peristiwa).”
Dalam riwayat Muslim dari Abu Ath Thahir dari Ibnu Wahb beliau berkata, “Aku mendengar Al Laits berkata, “Ipar merupakan kerabat suami dan saudara yg yang lain, putra paman, dan kerabat dekat lainnya.”
Catatan:
Maksud ‘ipar itu akhir hayat’ adalah bahwa berduaan dengan kerabat suami mampu menyebabkan fitnah dan kebinasaan dalam agama sehingga mirip maut.
Kontiniu…
Wаllаhu а’lаm wа ѕhаllаllаhu ‘аlаа Nаbіууіnаа Muhаmmаd wа аlаа ааlіhі wа ѕhаhbіhі wа ѕаllаm
Penerjemah:
Mаrwаn bіn Muѕа
Posting Komentar