بسم الله الرحمن الرحيم
Tеrjеmаh Umdаtul Ahkаm (32)
Sеgаlа рujі bаgі Allаh Rаbbul 'аlаmіn, ѕhаlаwаt dаn ѕаlаm bіаr tеrlіmраh tеrhаdар Rаѕulullаh, kеluаrgаnуа, раrа ѕаhаbаtnуа, dаn оrаng-оrаng уg mеngіkutіnуа hіnggа hаrі Kіаmаt, аmmа bа'du:
Berikut lanjutan tеrjеmаh Umdаtul Ahkаm karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rаhіmаhullаh. Semoga Allah Azza wa Jalla menimbulkan penerjemahan kitab ini lapang dada karena-Nya dan bermanfaat, ааmіn.
KITAB LI’AN
332 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: ((اخْتَصَمَ سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ وَعَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ فِي غُلامٍ. فَقَالَ سَعْدٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا ابْنُ أَخِي عُتْبَةَ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ , عَهِدَ إلَيَّ أَنَّهُ ابْنُهُ , اُنْظُرْ إلَى شَبَهِهِ. وَقَالَ عَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ: هَذَا أَخِي يَا رَسُولَ اللَّهِ , وُلِدَ عَلَى فِرَاشِ أَبِي مِنْ وَلِيدَتِهِ , فَنَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إلَى شَبَهِهِ , فَرَأَى شَبَهًا بَيِّنًا بِعُتْبَةَ فَقَالَ: هُوَ لَك يَا عَبْدُ بْنَ زَمْعَةَ , الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ. وَاحْتَجِبِي مِنْهُ يَا سَوْدَةُ، فَلَمْ يَرَ سَوْدَةَ قَطُّ)) .
332. Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata, “Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bertengkar dengan Abd bin Zam’ah terkait seorang anak. Sa’ad berkata, “Wahai Rasulullah, ini ialah putra saudaraku Utbah bin Abi Waqqash, ia pernah berpesan kepadaku bahwa ini merupakan anaknya, lihatlah kemiripannya.” Abd bin Zam’ah berkata, “Ia yakni saudaraku wahai Rasulullah, dia lahir di kasur ayahku dari budaknya.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyaksikan kemiripannya dan ternyata kelihatan terperinci kemiripannya dengan Utbah, tetapi Beliau bersabda, “Anak itu yakni untukmu wahai ‘Abd bin Zam’ah. Anak itu bagi pemilik ranjang dan bagi pezina yaitu batu (kerugian), dan berhijablah engkau darinya wahai Saudah.” Maka anak itu tidak pernah melihat Saudah selamanya.”
333 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ: ((إنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ عَلَيَّ مَسْرُوراً , تَبْرُقُ أَسَارِيرُ وَجْهِهِ. فَقَالَ: أَلَمْ تَرَيْ أَنَّ مُجَزِّزاً نَظَرَ آنِفاً إلَى زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ وَأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ , فَقَالَ: إنَّ بَعْضَ هَذِهِ الأَقْدَامِ لَمِنْ بَعْضٍ)) . وَفِي لَفْظٍ: ((كَانَ مُجَزِّزٌ قَائِفاً)) .
333. Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah masuk menemuiku dalam kondisi bergembira dengan keceriaan yg bersinar di parasnya dan bersabda, “Tidakkah engkau melihat bahwa Mujazzaz tadi menyaksikan Zaid bin Haritsah dan Usamah bin Zaid, kemudian berkata, “Sesungguhnya telapak kaki-telapak kaki yg ini merupakan bagian sesuatu dengan yg yg yang lain.”
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Mujazzaz ialah seorang Qaif (Ahli menghubungkan nasab dengan memperhatikan keserupaan dan Ahli menelusuri jejak).
334 - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: ((ذُكِرَ الْعَزْلُ لِرَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -. فَقَالَ: وَلِمَ يَفْعَلُ ذَلِكَ أَحَدُكُمْ؟ - وَلَمْ يَقُلْ: فَلا يَفْعَلْ ذَلِكَ أَحَدُكُمْ، فَإِنَّهُ لَيْسَتْ نَفْسٌ مَخْلُوقَةٌ إلاَّ اللَّهُ خَالِقُهَا)) .
334. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu dia berkata, “Pernah disampaikan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengenai ‘Azl (ditarik kemaluan dikala mani hendak keluar), maka Beliau bersabda, “Mengapa salah seorang di antara kau melaksanakan hal itu?” – Beliau tidak menyampaikan “Janganlah salah seorang di antara kamu melaksanakan hal itu--, padahal tidak ada satu pun makhluk yg tercipta melainkan Allah Penciptanya.”
335 - عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنهما قَالَ: ((كُنَّا نَعْزِلُ وَالْقُرْآنُ يَنْزِلُ , لَوْ كَانَ شَيْئاً يُنْهَى عَنْهُ لَنَهَانَا عَنْهُ الْقُرْآنُ))
335. Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma beliau berkata, “Kami melaksanakan ‘azl, sedangkan Al Qur’an masih turun. Kalau sekiranya hal itu dihentikan pasti Al Qur’an akan melarangnya.”
336 - عَنْ أَبِي ذَرٍّ - رضي الله عنه -: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ ((لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ - وَهُوَ يَعْلَمُهُ - إلاَّ كَفَرَ. وَمَنْ ادَّعَى مَا لَيْسَ لَهُ: فَلَيْسَ مِنَّا , وَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ وَمَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ , أَوْ قَالَ: عَدُوَّ اللَّهِ , وَلَيْسَ كَذَلِكَ , إلاَّ حَارَ عَلَيْهِ))
336. Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun yg mengaku nasabnya terhadap yang bukan bapaknya padahal ia tahu melainkan ia telah melaksanakan kekufuruan. Barang siapa yg mengakui sesuatu yang bukan miliknya, maka ia bukan tergolong golongan kami, dan barang siapa yg mengundang seseorang dengan ‘kafir’ atau ‘lawan Allah’ padahal keadaannya tidak demikian melainkan pernyataan itu mulai berbalik kepadanya.”
Kitab Penyusuan
337 - عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: ((قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فِي بِنْتِ حَمْزَةَ: لاتَحِلُّ لِي , يَحْرُمُ مِنْ الرَّضَاعِ مَا يَحْرُمُ مِنْ النَّسَبِ , وَهِيَ ابْنَةُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ))
337. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ihwal putri Hamzah, “Ia tidak halal bagiku. Penyusuan menimbulkan mahram sebagaimana nasab, dia adalah putri saudaraku sepersusuan.”
338 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((إنَّ الرَّضَاعَةَ تُحَرِّمُ مَا يَحْرُمُ مِنْ الْوِلادَةِ)) .
338. Dari Aisyah radhiyallahu anah beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya penyusuan menimbulkan mahram sebagaimana alasannya relasi darah (nasab).”
339 - وَعَنْهَا قَالَتْ: ((إنَّ أَفْلَحَ - أَخَا أَبِي الْقُعَيْسِ - اسْتَأْذَنَ عَلَيَّ بَعْدَمَا أُنْزِلَ الْحِجَابُ؟ فَقُلْت: وَاَللَّهِ لا آذَنُ لَهُ , حَتَّى أَسْتَأْذِنَ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَإِنَّ أَخَا أَبِي الْقُعَيْسِ: لَيْسَ هُوَ أَرْضَعَنِي , وَلَكِنْ أَرْضَعَتْنِي امْرَأَةُ أَبِي الْقُعَيْسِ , فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقُلْت: يَا رَسُولَ اللَّهِ: إنَّ الرَّجُلَ لَيْسَ هُوَ أَرْضَعَنِي , وَلَكِنْ أَرْضَعَتْنِي امْرَأَتُهُ. فَقَالَ: ائْذَنِي لَهُ , فَإِنَّهُ عَمُّك , تَرِبَتْ يَمِينُك)) .
قَالَ عُرْوَةُ " فَبِذَلِكَ كَانَتْ عَائِشَةُ تَقُولُ: «حَرِّمُوا مِنْ الرَّضَاعَةِ مَا يَحْرُمُ مِنْ النَّسَبِ»
وَفِي لَفْظٍ ((اسْتَأْذَنَ عَلَيَّ أَفْلَحُ , فَلَمْ آذَنْ لَهُ. فَقَالَ: أَتَحْتَجِبِينَ مِنِّي , وَأَنَا عَمُّك؟ فَقُلْت: كَيْفَ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَرْضَعَتْك امْرَأَةُ أَخِي بِلَبَنِ أَخِي , قَالَتْ: فَسَأَلْت رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: صَدَقَ أَفْلَحُ , ائْذَنِي لَهُ , تَرِبَتْ يَمِينُك))
339. Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, “Sesungguhnya Aflah –kerabat Abul Qu’ais- meminta izin kepadaku bagi menemuiku sehabis turun ayat hijab, maka aku berkata, “Demi Allah, aku tidak mulai mengizinkannya sampai aku meminta izin kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebab saudara Abul Qu’ais bukanlah yg menyusuiku, bahkan yang menyusuiku adalah istri Abul Qu’ais, dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk menemuiku dahulu aku berkata, “Wahai Rasulullah, bukan pria yang menyusuiku, mulai namun istrinya yang menyusuiku.” Beliau pun bersabda, “Izinkanlah dia, karena beliau ialah pamanmu, maka kau mulai mujur.”
Urwah berkata, “Oleh alasannya adalah itu Aisyah berkata, “Jadikanlah mahram alasannya adalah penyusuan sebagaimana nasab menyebabkan mahram.”
Dalam sebuah lafaz disebutkan, “Aflah pernah meminta izin buat menemuiku, tetapi aku tidak mengizinkannya, dulu beliau berkata, “Apakah engkau akan berhijab dariku padahal aku yakni pamanmu?” Aku pun mengajukan pertanyaan, “Bagaimana sebagai paman?” Ia menjawab, “Istri saudaraku sudah menyusuimu.” Maka aku mengajukan pertanyaan perihal hal itu terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Beliau menjawab, “Aflah benar. Berikanlah izin kepadanya, engkau akan beruntung.”
340 - وَعَنْهَا رضي الله عنها قَالَتْ ((دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - وَعِنْدِي رَجُلٌ , فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ , مَنْ هَذَا؟ قُلْت: أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ. فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ: اُنْظُرْنَ مَنْ إخْوَانُكُنَّ؟ فَإِنَّمَا الرَّضَاعَةُ مِنْ الْمَجَاعَةِ))
340. Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah masuk menemuiku sedangkan di dekatku ada laki-laki, maka Beliau bersabda, “Wahai Aisyah, siapa ini?” Aku menjawab, “Saudaraku sepersusuan.” Beliau pun bersabda, “Wahai Aisyah, perhatikanlah mana saudaramu, alasannya adalah penyusuan itu hanyalah (berlaku) karena lapar.”
341 - عَنْ عُقْبَةَ بْنِ الْحَارِثِ - رضي الله عنه - ((أَنَّهُ تَزَوَّجَ أُمَّ يَحْيَى بِنْتَ أَبِي إهَابٍ , فَجَاءَتْ أَمَةٌ سَوْدَاءُ , فَقَالَتْ: قَدْ أَرْضَعْتُكُمَا , فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: فَأَعْرَضَ عَنِّي. قَالَ: فَتَنَحَّيْت , فَذَكَرْت ذَلِكَ لَهُ. قَالَ: كَيْفَ؟ وَقَدْ زَعَمَتْ أَنْ قَدْ أَرْضَعَتْكُمَا)) .
341. Dari Uqbah bin Harits radhiyallahu anhu, bahwa beliau menikah dengan Ummu Yahya binti Abi Ihab, kemudian ada seorang budak wanita berkulit hitam berkata, “Aku telah menyusui kalian berdua.” Lalu aku sampaikan hal itu terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka Beliau berpaling,” maku saya berpindah tempat dan mengatakan hal itu lagi, namun Beliau bersabda, “Mau bagaimana lagi, padahal perempuan itu sudah menyatakan bahwa dirinya telah menyusukan kamu berdua.”
342 - عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ - رضي الله عنه - قَالَ: ((خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَعْنِي مِنْ مَكَّةَ - فَتَبِعَتْهُمْ ابْنَةُ حَمْزَةَ , تُنَادِي: يَا عَمُّ , فَتَنَاوَلَهَا عَلِيٌّ فَأَخَذَ بِيَدِهَا , وَقَالَ لِفَاطِمَةَ: دُونَكِ ابْنَةَ عَمِّك , فَاحْتَمَلْتُهَا. فَاخْتَصَمَ فِيهَا عَلِيٌّ وَجَعْفَرٌ وَزَيْدٌ فَقَالَ عَلِيٌّ: أَنَا أَحَقُّ بِهَا , وَهِيَ ابْنَةُ عَمِّي وَقَالَ جَعْفَرٌ: ابْنَةُ عَمِّي , وَخَالَتُهَا تَحْتِي. وَقَالَ زَيْدٌ: ابْنَةُ أَخِي. فَقَضَى بِهَا رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - لِخَالَتِهَا , وَقَالَ: الْخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ الأُمِّ. وَقَالَ لِعَلِيٍّ: أَنْتَ مِنِّي , وَأَنَا مِنْك. وَقَالَ لِجَعْفَرٍ: أَشْبَهَتْ خَلْقِي وَخُلُقِي وَقَالَ لِزَيْدٍ: أَنْتَ أَخُونَا وَمَوْلانَا))
342. Dari Barra bin Azib ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dikala keluar (meninggalkan Mekkah seusai umrah qadha), maka putri Hamzah mengikuti mereka sambil berkata, “Paman!” Maka Ali mengambilnya dengan tangannya dan berkata kepada Fatimah, “Ambillah putri pamanmu,” maka Fatimah membawanya, dahulu Ali, Ja’far, dan Zaid berkelahi terkait siapa yg berhak mengurusnya. Ali berkata, “Aku lebih berhak terhadapnya, beliau merupakan putri pamanku.” Ja’far berkata, “Ia ialah putri pamanku dan bibinya ialah istriku.” Zaid berkata, “beliau adalah putri saudaraku.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memutuskan putri Hamzah bagi bibinya, Beliau bersabda, “Bibi menduduki posisi ibu,” kemudian Beliau bersabda kepada Ali, “Engkau bagian dariku dan aku bagian darimu,” sedangkan terhadap Ja’far Beliau bersabda, “Engkau mirip fisik dan akhlaknya denganku,” dan kepada Zaid Beliau bersabda, “Engkau adalah saudara dan maula(budak yg dimerdekakan)ku.”
Kontiniu…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:
Mаrwаn bіn Muѕа
Posting Komentar